ia datang menjelma layang-layang
menggembala kawanan awan berbulu abu-abu
mengawinkannya tiap sepasang, menjadikannya bunting dan beranak pinak
menjelmakan hujan
menyisakan pelangi
yang ia lukis dengan warna-warni tubuhnya sendiri
dan angin pun cemburu
enggan mengajaknya berdansa
sebuah hempasan bahkan memutuskan tali
layang-layang memilih pulang,
melukis sendiri langit rumahnya
yang tak bertepi
(gondangdia, 0710)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar